1. Larva Ngengat (Waxworm/Ulat Lilin)
Di lingkungan liar, larva ngengat
(Galleria mellonella) merupakan mahluk parasit yang sangat dibenci oleh
koloni lebah. Larva yang kembut dan penuh protein itu dibenci karena
senantiasa menghuni sarang dan mencuri makanan lebah, sari bunga, madu,
dan ludah lebah. Bahkan dengan cara menyusup ke dalam sarang lebah
merupakan caranya untuk menghindari dan bersembunyi dari predator.
Dengan menutupi lubang hexagon di sarang lebah dengan jaring sutranya,
dengan begitu ia tidak dapat diserang dari luar oleh predator.
Meskipun merugikan bagi lebah, namun
larva ngengat ini banyak digunakan para peternak sebagai pakai hewan
ternaknya. Seperti untuk pakan ikan, kadal dan burung, larvan gengat
sangat disukai oleh ketiga jenis hewan tersebut karena selain lunak juga
mengandung protein tinggi. Bahkan di beberapa negara ulat ngengat ini
bahkan dikonsumsi manusia, sebagai camilan ataupun makanan berat.
2. Bakteri Wolbachia
Para ahli biologi mengenal bakteri
wolbachia sebagai salah satu parasit yang sangat bermanfaat bag
inangnya. Seperti yang diungkapkan oleh para peneliti dari Universitas
Queensland, Australia, Wolbachia tidaklah menginfeksi nyamuk yang
menjadi inangnya. Namun dengan memiliki wolbachia hidup di dalam
tubuhnya, mencegah nyamuk dijangkiti oleh bakteri ataupun virus lainnya
yang lebih berbahaya.
Hasil penelitian para ilmuwan
Universitas Queensland menyebutkan wolbachia melindungi nyamuk dari
infeksi virus malaria (Plasmodium gallinaceum). Saat ini para ilmuwan
Queensland sedang mengembangkan dan mencari bakteri yang dapat mencegah
nyamuk dari terjangkit virus genus Flavivirus famili Flaviviridae,
sehingga manusia tidak terancam oleh wabah demam berdarah.
3. Jamur Fomes Fomentarius
Jamur fomes fomentarius biasanya
ditemukan hidup menempel di celah-celah batang pepohonan besar, baik
yang masih hidup maupun mati. Fomes jamur dapat membuat batang pohon
inangnya menjadi rapuh, karena selain menyerap zat makanan, jamur nakal
yang satu ini pun berfungsi sebagai parasit dekomposer (membusukan).
Sehingga bagi pepohonan yang masih muda dan hidup, kehadiran jamur ini
sangat mengancam kelangsungan hidupnya.
Uniknya meskipun parasit, jamur fomes
fomentarius ternyata bermanfaat bagi manusia. Jamur ini dijadikan
sebagai bahan topi di Hungaria, seperti yang diperoleh oleh National
Geographic pada 1920 silam. Bagian fomes yang digunakan sebagai bahan
topi adalah lapisan serat yang disebut ‘trama.’ Selain itu jamur fomes
pun sering dijadikan bahan untuk membuat api oleh para petualang alam liar, karena mudah terbakar.
4. Cochineal
Cochineal merupakan serangga berukuran
kecil yang hidup di phon kaktus genus Opuntia. Serangga parasit ini
hidup dengan menghisap cairan dan nutrisi yang terdapat di dalam batang
pohon kaktus. Wilayah penyebaran cochineal ini di Amerika Selatan dan
Meksiko.
Pada abad ke-15 pemerintah kolonial
Spanyol di Meksiko menggunakan serangga yang satu ini sebagai bahan
pewarna kain. Namun karena banyak dibutuhkan serangga pada abad ke-19
dibuatlah zat pewarna sintetis yang berbahan dasar serangga cochineal.
Inovasi bahan pewarna tersebut hingga sekarang menjadi kebutuhan primer
untuk industri tekstil dan garmen bahkan kosmetika hingga kuliner di dunia.
5. Semut Obat
Semut obat merupakan salah satu parasit
yang paling ramah. Sebagaimana semut yang dikenal sebagai hewan sosial,
mereka akan bersarang di suatu tempat dan bergotong royong membangun dan
melakukan tugasnya dengan baik. Digolongkan sebagai parasit karena
wataknya yang gemar merebut dan mengambil alih sarang hingga semut
pekerja yang berbeda jenis. Ratu semut obat yang memiliki sayap bahkan
akan mengusir ratu penguasa sarang tersebut atau membunuhnya.
Sumber | Sumber 2
0 komentar:
Posting Komentar